Mengenal Business Model Manufaktur Beserta Jenis & Contohnya

Model Bisnis Manufaktur

Di artikel ini, tim Ruangkerja telah merangkum definisi, contoh, serta fakta terkini mengenai model bisnis manufaktur.

Di Indonesia, manufaktur menjadi salah satu sektor usaha yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara signifikan.

Bahkan pada periode triwulan II tahun 2023, model bisnis ini berhasil memberi kontribusi sebanyak 16,30% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

Apakah Anda tertarik untuk menggeluti model bisnis ini? Sebelum itu, mari pahami terlebih dahulu mengenai definisi, jenis, dan contoh perusahaannya.

 

Pengertian Manufaktur

Mengacu pada KBBI, manufaktur artinya proses mengubah bahan mentah menjadi barang untuk dapat digunakan atau dikonsumsi oleh manusia.

Sebagai informasi, manufaktur adalah jenis model bisnis tradisional yang terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi.

PT Astra International Tbk merupakan contoh perusahaan manufaktur bidang otomotif di Indonesia.

Dalam manufaktur, perusahaan biasanya mengandalkan rantai pasokan alias supply chain yang kompleks untuk mendapatkan bahan baku dan kemudian mengolahnya menjadi produk jadi.

Proses ini melibatkan berbagai tahapan produksi yang efisien, termasuk penggunaan mesin, tenaga kerja terampil, dan manajemen inventaris yang baik.

Tak sebatas itu, di era modern, manufaktur tidak lagi hanya berfokus pada produksi massal. Model ini juga fokus pada inovasi dalam desain produk, automasi, dan teknologi ramah lingkungan.

Ketika produk sudah jadi, ada beberapa cara perusahaan untuk menjual produknya. Pertama, dijual langsung kepada konsumen, yang disebut sebagai model business-to-consumer (B2C).

Kedua, perusahaan bisa menyerahkan aspek penjualan kepada company lain, yang dikenal sebagai model business-to-business (B2B).

Terakhir, produk dijual langsung pada konsumen akhir yang akrab dengan sebutan direct-to-consumer (D2C).

Baca Juga: Cara Meningkatkan Efisiensi Operasional Perusahaan Anda

 

Jenis-Jenis Produksi Manufaktur

Berdasarkan tujuan produksinya, terdapat 3 jenis manufaktur, yaitu make to stock, make to order, dan make to assemble. Berikut penjelasannya:

1. Make to Stock

Make to stock adalah barang yang dibuat dalam jumlah besar dan disimpan sebagai stok di gudang sebelum ada permintaan dari konsumen.

Istilah kekiniannya adalah ready stock, yakni perusahaan memproduksi barang berdasarkan perkiraan permintaan, yang dilihat dari data penjualan di periode sebelumnya.

Kelebihan dari jenis ini ialah waktu pengiriman menjadi cepat. Make to stock cocok untuk produk dengan permintaan yang stabil dan dapat diprediksi.

Di sisi lain, Anda mungkin akan mengalami risiko overstock atau understock. Jika perkiraan permintaan salah, kedua kondisi tadi tentunya akan menyebabkan kerugian.

Contoh manufaktur make to stock antara lain alat elektronik, makanan kemasan, dan pakaian yang diproduksi secara massal.

Baca Juga: Mengenal Bisnis Model Canvas dan Manfaatnya bagi Perusahaan

 

2. Make to Order

Anda familiar dengan sistem PO atau pre order? Dalam bisnis manufaktur, sistem ini disebut dengan make to order. Apa itu?

Make to order adalah produksi yang dimulai setelah perusahaan menerima pesanan dari konsumen, sehingga produk dibuat sesuai dengan permintaan spesifik pelanggan.

Keunggulan dari MTO adalah minim risiko kelebihan stok, serta memberikan fleksibilitas dalam menyesuaikan produk dengan preferensi konsumen.

Sayangnya, pelanggan harus menunggu proses produksi hingga selesai. Hal ini bisa menjadi tantangan, terutama jika konsumen menginginkan produk dalam waktu singkat.

Contoh produk kustom di antaranya furnitur, kue custom, atau pakaian dari desainer.

Baca Juga: Pentingnya Memahami Manajemen Risiko dalam Bisnis

 

3. Make to Assemble

Make-to-Assemble (MTA) adalah model produksi yang merupakan kombinasi antara Make-to-Stock (MTS) dan Make-to-Order (MTO).

Dalam sistem ini, komponen dasar atau produk setengah jadi diproduksi dan disimpan terlebih dahulu sebagai stok.

Namun, perakitan akhir baru dilakukan setelah ada pesanan dari konsumen, sehingga produk akhir dapat disesuaikan dengan spesifikasi pesanan yang diterima.

Keunikan dari MTA terletak pada fleksibilitasnya. Karena komponen-komponen utama sudah tersedia, perusahaan hanya perlu menyelesaikan perakitan ketika pesanan datang.

Ini membuat waktu produksi dan pengiriman lebih cepat dibandingkan dengan MTO, yang memulai produksi dari nol setelah pesanan diterima.

Di sisi lain, MTA tetap mampu memberikan ruang untuk penyesuaian produk akhir sesuai kebutuhan spesifik konsumen.

Namun, seperti setiap model produksi, MTA juga memiliki tantangannya sendiri. Manajemen stok komponen harus diatur dengan cermat untuk memastikan ketersediaan selalu terjaga.

Selain itu, ada risiko bahwa stok komponen yang sudah disiapkan tidak terpakai jika terjadi perubahan permintaan pasar atau jika pesanan yang datang tidak sesuai dengan perkiraan.

Contoh nyata penerapan MTA dapat dilihat dalam industri seperti perakitan komputer, kendaraan, atau produk elektronik.

Dalam industri ini, komponen utama sudah diproduksi. Namun penyesuaian akhir, seperti pemilihan spesifikasi atau fitur tambahan, dilakukan sesuai dengan pesanan individu pelanggan.

Setiap model memiliki kelebihan dan tantangan tersendiri, tergantung pada jenis produk, permintaan konsumen, serta strategi bisnis yang diterapkan.

Di sini, inovasi dan fleksibilitas dalam rantai produksi sangat penting untuk memastikan efisiensi dan kepuasan pelanggan, terutama di era persaingan global saat ini.

Jadi, apakah Anda siap memanfaatkan model bisnis manufaktur untuk mendukung pertumbuhan perusahaan?

Jika belum, segera pelajari teori dan praktik yang berkaitan dengan model bisnis manufaktur melalui pelatihan di ruangkerja. Di sini, Anda dan tim akan bertemu banyak expert di berbagai bidang.

Mari, hubungi konsultan kami untuk berdiskusi secara gratis!

[IDN] CTA Tengah 2 Blog Ruangkerja Pelatihan Efektif RGFB
Referensi:

Wulandari, Wirda. ‘Kontribusi Sektor Manufaktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia’. Kompasiana. 28 November 2023 [online] Available at https://www.kompasiana.com/wirdawulandari5637/6565f2d3de948f08f224b782/kontribusi-sektor-manufaktur-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-indonesia?lgn_method=google

Dudhat, Nikunj. ‘l You Need to Know About the Manufacturer’s Business Model’. Software Suggest. 1 April 2021 [online] Available at https://www.softwaresuggest.com/blog/manufacturers-business-model/ (Accessed 25 August 2024)

blogadmin