Apa Itu Investor? Ini Definisi, Tipe, dan Perannya

Tipe-Tipe Investor

Anda sedang butuh investor untuk running bisnis? Atau.. Anda ingin menjadi investor bagi bisnis orang lain? Mari, kenali dulu apa saja jenis-jenis investor yang sudah dirangkum di artikel ini.

Di balik bisnis yang sukses, umumnya ada peran strategis investor yang yang mampu memberikan suntikan dana, membuka jaringan baru, hingga membantu perusahaan melesat lebih cepat.

Apakah Anda sedang mencari investor untuk mengembangkan bisnis, atau ingin tahu bagaimana menjadi investor yang sukses?

Mari kita kupas tuntas tentang apa itu investor, tipe dan jenisnya, serta peran vital mereka di dunia bisnis.

 

Pengertian Investor

Menurut KBBI, investor adalah orang yang menanamkan uangnya dalam usaha dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Dalam hal ini, keuntungan yang paling utama adalah finansial.

Melansir dari Corporate Finance Institute, ada berbagai macam investor yang dapat kita temui. Beberapa di antaranya berinvestasi di perusahaan startup; investor seperti ini biasanya disebut venture capitalist.

Di sisi lain, ada juga investor yang menanamkan modalnya ke sebuah bisnis dengan imbalan kepemilikan sebagian dari perusahaan tersebut.

Ada pula investor yang memilih untuk berinvestasi di pasar saham, di mana mereka mendapatkan keuntungan melalui pembayaran dividen.

 

Tujuan Investor

Terlepas dari jenis instrumennya, berikut tujuan investor melakukan investment secara umum:

1. Mendapatkan Keuntungan dari Investasi

Tujuan utama dari kegiatan investment adalah mendapatkan pengembalian yang tinggi dari modal yang ditanamkan, baik melalui pembagian laba, penjualan saham, atau akuisisi.

 

2. Mendukung Pertumbuhan Perusahaan

Investor berinvestasi untuk membantu perusahaan berkembang, baik melalui penyediaan modal untuk ekspansi, inovasi, atau pengembangan produk baru.

 

3. Mendapatkan Keberlanjutan dan Stabilitas

Investor mencari perusahaan yang memiliki model bisnis yang berkelanjutan dan stabil untuk memastikan investasi mereka aman dan menguntungkan dalam jangka panjang.

 

4. Keterlibatan dalam Pengambilan Keputusan

Banyak investor berusaha untuk terlibat dalam pengambilan keputusan strategis perusahaan, yang memungkinkan mereka mempengaruhi arah dan keberhasilan bisnis.

Sebab, dalam konteks ini, mereka masuk sebagai stakeholder.

 

5. Membangun Jaringan dan Hubungan Bisnis

Investasi dalam suatu perusahaan sering kali membantu investor membangun jaringan yang luas dan hubungan dengan pemimpin industri, yang bisa menguntungkan bagi bisnis mereka sendiri di masa depan.

 

Jenis Investor Berdasarkan Profil Risiko

Jika dilihat dari tingkat risiko, ada 3 jenis investor. Simak penjelasannya di bawah ini:

1. Investor Konservatif

Bila Anda kurang prefer untuk mengambil risiko dan lebih memilih agar dana tetap aman, mungkin Anda termasuk seorang investor konservatif.

Secara umum, investor ini kebanyakan memilih untuk menginvestasikan uangnya melalui obligasi pemerintah atau deposito. Keuntungannya memang tidak sebesar investor lain. Namun, investasi ini bisa membuat Anda cukup tenang.

Bagi investor konservatif, menjaga modal lebih penting daripada mengejar keuntungan besar.

 

2. Investor Moderate

Sekarang, mari kita lihat tipe investor yang lebih berani, tapi masih cukup hati-hati, yaitu investor moderate dengan tingkat risiko medium atau netral.

Investor tipe ini sudah siap untuk mengambil risiko sedikit lebih tinggi dibanding konservatif.

Portofolio investor moderate akan lebih beragam. Biasanya, mereka menggabungkan investasi dalam saham dan obligasi.

Cara ini dapat memberi para investor imbal hasil yang lebih baik, namun tetap sadar dengan potensi kerugian yang akan muncul.

 

3. Investor Agresif

Investor agresif ingin mendapatkan imbal hasil yang maksimal dan tidak takut menghadapi risiko.

Jenis investasi yang diincar investor agresif sangatlah high risk, contohnya cryptocurrency, atau sektor spesifik seperti sains dan electrical vehicle.

Meskipun ada kemungkinan kerugian besar, mereka percaya bahwa potensi keuntungan jauh lebih besar.

Ini adalah tipe investor yang sering melihat ke depan dan siap menghadapi semua naik turunnya pasar.

Baca Juga: Pentingnya Memahami Manajemen Risiko dalam Bisnis

 

Tipe Investor

Terdapat beberapa tipe investor jika dilihat dari sumber dananya, yaitu:

1. Angel Investor (Investor Malaikat)

Angel investor adalah individu yang memberikan modal kepada startup atau usaha kecil dengan harapan mendapatkan imbal hasil yang tinggi.

Umumnya, angel investor dianggap sebagai penyelamat bagi bisnis yang tengah berkembang, terutama ketika akses ke sumber pendanaan lain sedang cukup sulit.

Namun, investor malaikat biasanya hanya bersedia invest pada bisnis yang dipimpin oleh orang terpercaya. Contoh angel investor ini bisa datang dari pihak teman, keluarga, atau kerabat dekat.

Di Indonesia sendiri, Shinta Witoyo Dhanuwardoyo atau yang populer dengan sebutan Shinta Bubu merupakan salah satu angel investor yang menggunakan uang pribadinya untuk berinvestasi di berbagai startup.

Baca Juga: Apa itu Startup? Ini Pengertian, Jenis-Jenis, dan Contohnya

 

2. Venture Capitalist

Venture capitalist adalah perusahaan atau individu yang menginvestasikan modal dalam bentuk ekuitas di startup dengan potensi pertumbuhan tinggi.

Mereka biasanya mengambil risiko lebih besar dan berinvestasi dalam fase awal perusahaan.

East Ventures merupakan salah satu perusahaan modal ventura yang berinvestasi lebih dari 300 tech startup Asia Tenggara, termasuk Ruangguru dan Traveloka.

 

3. P2P Lending (Peer-to-Peer Lending)

P2P lending merupakan platform yang menghubungkan peminjam dengan pemberi pinjaman secara langsung, tanpa perantara bank.

Dalam sistem ini, investor mendapatkan imbal hasil dari bunga yang dibayarkan peminjam.

Contoh di Indonesia ialah KoinWorks. Ini merupakan platform P2P lending yang memungkinkan investor memberikan pinjaman kepada UMKM dan mendapatkan imbal hasil dari bunga.

 

4. Personal Investors / Investor Individual / Retail Investors

Hampir mirip dengan angel investor, individual investor pun memanfaatkan sumber dana pribadi untuk investment. Apa bedanya?

Angel investor fokus pada pendanaan untuk startup, sedangkan personal investors merupakan individu yang cenderung berinvestasi dalam berbagai instrumen, mulai dari saham, obligasi, atau aset lainnya.

Jadi, jika Anda berinvestasi di saham melalui Bursa Efek Indonesia (BEI), maka ini termasuk personal investor.

 

5. Institutional Investors

Institutional investors adalah entitas besar yang mengelola aset dan investasi untuk orang lain. Lembaga investasi ini biasanya akan mengumpulkan dana dari anggota atau nasabah mereka.

Setelah dana terkumpul, lembaga ini akan menggunakan modal tersebut untuk berbagai keperluan investasi, seperti membeli saham, obligasi, atau berinvestasi dalam reksadana tertentu.

Biasanya, mereka memiliki daya beli yang besar dan dapat memengaruhi pasar.

Salah satu contoh institutional investors di Indonesia adalah Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), yang mengelola dana pensiun dan berinvestasi di berbagai instrumen keuangan untuk memastikan pertumbuhan dana pensiun peserta.

 

Macam-macam Investor Berdasarkan Keaktifannya

Terakhir, investor dapat diklasifikasikan juga dari tingkat keaktifannya dalam mengelola investasi. Berikut macamnya:

1. Investor Aktif

Pernahkah Anda bertemu dengan seseorang yang selalu sibuk memantau pasar saham bahkan di sela-sela rapat atau saat istirahat? Orang seperti ini adalah investor aktif.

Mereka tidak pernah lepas dari ponsel atau laptopnya karena selalu mencari peluang terbaik untuk berinvestasi.

Dengan cara ini, para investor akan mengambil keputusan berdasarkan data real-time, sehingga siap melakukan transaksi kapan pun.

Trader saham harian dan investor kripto sering kali masuk dalam kategori ini karena mereka fokus pada keuntungan jangka pendek dan memanfaatkan setiap fluktuasi pasar.

 

2. Investor Pasif

Beda halnya dengan investor pasif. Mereka cenderung lebih santai, membiarkan investasi mereka berkembang seiring waktu tanpa terlalu sering terlibat.

Biasanya, mereka akan menaruh uangnya di instrumen jangka panjang seperti reksadana indeks atau ETF, lalu duduk tenang, kemudian menikmati hasilnya setelah bertahun-tahun.

Ini adalah tipe investor yang percaya pada stabilitas dan pertumbuhan jangka panjang.

 

3. Sleeping Investor

Pernah mendengar istilah ini? Sleeping investor adalah tipe investor yang menanamkan modalnya ke suatu bisnis atau proyek dan kemudian “menyerahkannya” kepada orang lain.

Mereka tidak aktif terlibat dalam pengelolaan sehari-hari, namun berharap mendapatkan keuntungan di kemudian hari, baik melalui dividen, saham, atau apresiasi nilai investasi.

Demikian pembahasan mengenai tipe-tipe investor.

Apakah Anda sedang mencari investor? Atau Anda berniat untuk menanamkan modal di perusahaan lain?

Apapun itu, jangan lupa pelajari setiap kekurangan dan kelebihan dari masing-masing jenis investasi terlebih dahulu ya.

Sebab, hal ini dapat membantu Anda untuk merancang strategi investasi yang tepat, baik untuk mendapatkan keuntungan yang optimal maupun untuk membangun portofolio yang sesuai dengan tujuan finansial Anda.

Anda ataupun tim Anda dapat mempelajari mengenai investasi bersama expert di Ruang Kerja. Kelas pelatihan di Ruang Kerja bersifat interaktif, fleksibel, dan materinya dapat disesuaikan dengan kebutuhan peserta.

Mari, diskusi dengan konsultan kami. Gratis!

[IDN] CTA Tengah 2 Blog Ruangkerja Pelatihan Efektif RGFB

Referensi:

CFI Team. Investor. Corporate Finance Institute. 16 Oktober 2023 [online] Tersedia di https://corporatefinanceinstitute.com/resources/wealth-management/investor/ (Diakses pada 28 September 2024)

Referensi Gambar :

https://www.freepik.com/free-photo/medium-shot-two-colleagues-standing-office-discussing-data-tablet-pc_5699160.htm#fromView=search&page=1&position=13&uuid=2bd394d0-3285-4c33-b06c-42dfd3e5c6dd [Diakses 31 Oktober 2024]

Intan Aulia Husnunnisa

Intan Aulia Husnunnisa, biasa dipanggil Intan. Menikmati dunia SEO Content Writing sejak 2020. Semoga tulisanku bermanfaat!