Mengenal Strategi Pengembangan Produk yang Efektif

Strategi Pengembangan Produk

Berbicara soal bisnis tak hanya tentang membuat produk, tapi produk tersebut harus dikembangkan secara berkala agar tetap sesuai dengan kebutuhan pasar. Mari pelajari cara membuat strategi pengembangan produk yang efektif di artikel ini.

Sebuah bisnis idealnya menciptakan produk untuk menjadi problem solver dari paint point yang dirasakan atau dialami oleh target market.

Maka, ketika ada perubahan dalam kebutuhan atau preferensi konsumen, perusahaan perlu melakukan pengembangan produk supaya tetap relevan dan memenuhi permintaan pasar.

Dalam hal ini, pengembangan produk bisa diartikan sebagai peluncuran produk baru, atau memperbaiki, menyesuaikan, dan menyempurnakan produk yang sudah ada sebelumnya.

Di sini, Ruang Kerja akan menjelaskan tips strategi pengembangan produk yang efektif. Mari, simak sampai tuntas.

 

Pengertian Pengembangan Produk

Pengembangan produk adalah proses perancangan, pembuatan, dan pemasaran yang terkait dengan produk baru atau existing produk yang telah diperbaiki.

Dalam hal ini, perusahaan perlu tetap mempertimbangkan adanya inovasi, diferensiasi, serta added value yang bisa ditawarkan pada market.

Adapun pengertian pengembangan produk menurut para ahli, antara lain:

Menurut Tjiptono (2008), pengembangan produk adalah strategi untuk menciptakan produk baru yang bisa berupa produk asli, produk yang sudah diperbaiki, produk yang dimodifikasi, atau merek baru. Semua ini dilakukan melalui usaha riset dan pengembangan.

Kotler dan Armstrong (2008) mengatakan bahwa pengembangan produk adalah strategi untuk menumbuhkan perusahaan dengan menawarkan produk yang sudah dimodifikasi atau produk baru kepada segmen pasar yang sudah ada. Ini melibatkan mengubah konsep produk menjadi produk fisik untuk memastikan bahwa ide produk bisa diwujudkan dengan efektif.

Untuk menciptakan persentase kesuksesan yang tinggi, Anda perlu membuat strategi pengembangan produk yang berisi rencana berupa metode, langkah, dan roadmap apa yang akan diambil.

 

Kapan Perusahaan Harus Melakukan Pengembangan Produk?

Selain permintaan pasar yang terus berubah, berikut ini alasan atau faktor lain yang membuat perusahaan perlu menginisiasi pengembangan produk:

1. Munculnya Teknologi Baru

Teknologi baru dapat membuka peluang untuk menciptakan produk yang lebih efisien, canggih, atau menawarkan fitur baru yang sebelumnya tidak mungkin. Perusahaan perlu memanfaatkan teknologi baru untuk tetap kompetitif.

Sebagai contoh, kemunculan teknologi 5G telah mendorong produsen smartphone seperti Apple dan Samsung untuk mengembangkan ponsel yang kompatibel dengan jaringan 5G, menawarkan kecepatan internet yang lebih tinggi dan pengalaman pengguna yang lebih baik.

 

2. Persaingan yang Meningkat

Ketika persaingan di pasar semakin ketat, perusahaan perlu mengembangkan produk baru atau meningkatkan produk yang sudah ada untuk mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar.

Misalnya, perusahaan minuman ringan seperti Coca-Cola terus mengembangkan varian produk baru, seperti Coca-Cola Zero Sugar, untuk bersaing dengan Pepsi dan memenuhi permintaan konsumen yang lebih sadar kesehatan.

 

3. Siklus Hidup Produk

Setiap produk memiliki siklus hidup yang mencakup tahap peluncuran, pertumbuhan, kedewasaan, dan penurunan. Bila produk sudah mencapai tahap penurunan, peningkatan produk akan berguna untuk menjaga keberlanjutan bisnis.

Hal ini bisa dilihat dari salah satu case pengembangan mobil Honda Civic. Mobil ini sudah hadir dari beberapa dekade lalu, tetapi terus mengalami pembaruan model setiap beberapa tahun untuk mempertahankan relevansi dan menarik konsumen baru.

 

4. Peluang Pasar Baru

Masih ada peluang untuk masuk ke pasar atau segmen yang baru? Saatnya ciptakan produk baru yang inovatif, dan sesuai dengan kebutuhan dari preferensi pasar tersebut. Misal, perusahaan fast food seperti McDonald’s mengembangkan menu khusus untuk pasar Asia, seperti nasi ayam bumbu gulai yang identik dengan lidah orang Indonesia.

 

5. Masukan dari Pelanggan

Feedback dari pelanggan tentang kelemahan atau kekurangan produk saat ini dapat menjadi dasar untuk pengembangan produk yang lebih baik. Seperti Tesla contohnya, pihak perusahaan mereka kerap menerima masukan dari pelanggan mengenai fitur dan performa mobil listrik, yang kemudian digunakan untuk pembaruan perangkat lunak dan desain model baru.

 

6. Regulasi dan Standar Baru

Perubahan dalam regulasi atau standar industri mungkin memerlukan pengembangan produk baru untuk memastikan perusahaan tetap berada dalam koridor yang aman.

Contoh kasusnya adalah, saat ini industri otomotif berlomba-lomba dalam mengembangkan mobil listrik untuk memenuhi regulasi emisi yang semakin ketat di berbagai negara, salah satunya di Indonesia.

 

7. Perubahan Ekonomi atau Sosial

Tren ekonomi atau sosial yang berubah dapat menciptakan kebutuhan untuk produk baru yang lebih sesuai dengan kondisi yang ada. Contoh, saat andemi COVID-19 kemarin, banyak pebisnis yang memproduksi masker wajah stylish yang aman dan nyaman, serta pakaian yang cocok untuk bekerja dari rumah.

 

Tujuan Pengembangan Produk

Menurut Alma (2002), terdapat 8 tujuan pengembangan produk, yaitu:

1. Untuk Memenuhi Keinginan Konsumen

Pengembangan produk dilakukan guna menyesuaikan produk dengan preferensi dan kebutuhan konsumen yang terus berubah, sehingga bisa merawat kepercayaan, meningkatkan kepuasan, dan loyalitas konsumen.

Anda dapat belajar dari Starbucks, Indomaret Point, dan bisnis kopi lainnya yang sering memperbarui menu minumannya dengan seasonal menu.

 

2. Untuk Menambah Omzet Penjualan

Meluncurkan produk baru atau memperbarui produk yang ada dapat menarik pelanggan baru dan meningkatkan penjualan, yang pada akhirnya menambah pendapatan perusahaan.

Contoh, Apple meluncurkan berbagai model iPhone setiap tahun, yang menarik banyak pelanggan untuk membeli model terbaru, terutama bagi mereka para content creator. Tentunya langkah ini dapat meningkatkan omzet penjualan perusahaan.

 

3. Untuk Mendayagunakan Sumber-Sumber Produksi

Pengembangan produk dapat membantu perusahaan memanfaatkan sumber daya yang ada secara lebih efisien, termasuk tenaga kerja, teknologi, dan bahan baku.

Lihat bagaimana perusahaan otomotif seperti Toyota mengembangkan model mobil baru menggunakan platform yang sama untuk beberapa model, sehingga meningkatkan efisiensi produksi.

 

4. Untuk Memenangkan Persaingan

Dalam pasar yang kompetitif, pengembangan produk adalah kunci untuk tetap unggul dan mengalahkan pesaing dengan menawarkan produk yang lebih baik atau unik.

Hal ini dicontohkan dengan jelas oleh Samsung. Mereka meluncurkan seri Galaxy S dan Galaxy Note dengan fitur-fitur inovatif seperti layar AMOLED dan kamera canggih untuk bersaing dengan Apple di pasar smartphone premium.

 

5. Untuk Meningkatkan Keuntungan dengan Pemakaian Bahan yang Sama

Mengembangkan produk baru yang menggunakan bahan baku yang sama dapat mengurangi biaya produksi dan meningkatkan margin keuntungan.

Misalnya, Unilever memproduksi berbagai varian es krim Magnum menggunakan bahan dasar yang sama, seperti coklat dan krim, untuk memaksimalkan keuntungan.

 

6. Untuk Mendayagunakan Sisa-Sisa Bahan

Menggunakan kembali sisa bahan dari proses produksi utama untuk membuat produk baru dapat mengurangi limbah dan meningkatkan efisiensi.

Hal seperti ini banyak ditemukan pada bisnis di industri mebel. Mereka tak jarang menggunakan sisa potongan kayu dari produksi furniture utama untuk membuat produk sampingan seperti hiasan dinding atau aksesori rumah.

 

7. Untuk Mencegah Kebosanan Konsumen

Memperkenalkan produk baru atau memperbarui produk yang ada dapat mencegah kebosanan konsumen dan menjaga minat mereka terhadap sebuah brand.

Umumnya, tujuan ini banyak ditemukan pada produk yang sering dikonsumsi, contohnya seperti brand cosmetic dan skincare yang gemar dikoleksi oleh para penggemarnya.

 

8. Untuk Menyederhanakan Packaging

Menyederhanakan desain kemasan dapat mengurangi biaya dan membuat produk lebih menarik dan mudah digunakan oleh konsumen.

Misalnya, perusahaan makanan ringan seperti Lay’s memperbarui desain kemasan dengan lebih sederhana dan ramah lingkungan, yang juga mengurangi biaya produksi.

 

Strategi Pengembangan Produk yang Efektif

Melansir dari Indeed, terdapat 8 strategi pengembangan produk yang efektif, yaitu:

1. Ubah Ide / Inovasi Produk

Inovasi adalah proses menciptakan sesuatu yang baru atau memperbaiki sesuatu yang sudah ada dengan cara yang signifikan.

Dalam hal ini, mengubah ide dan menciptakan inovasi bisa dimulai dari brainstorming untuk penyempurnaan konsep produk, dan menghasilkan sesuatu yang baru.

Contoh, Anda dan tim bisa memikirkan nilai apa yang cocok untuk ditambahkan pada produk sehingga lebih menarik bagi konsumen.

Mari coba analisis apa yang sudah dilakukan Netflix. Awalnya, perusahaan ini menawarkan layanan penyewaan DVD melalui pos, tetapi kemudian mengubah ide menjadi platform streaming digital, yang sangat mengubah cara orang menonton film di masa kini.

 

2. Memodifikasi Produk yang Sudah Ada

Memodifikasi produk yang sudah ada berarti melakukan perubahan atau peningkatan pada produk saat ini untuk membuatnya lebih menarik atau relevan bagi konsumen.

Dulu, brand Teh Botol terkenal sebagai minuman es teh manis yang segar. Namun, saat ini sudah banyak pelanggan mereka yang aware terhadap kesehatan dan mengurangi konsumsi gula. Akhirnya, Teh Botol mengeluarkan varian teh tawar tanpa gula.

 

3. Meningkatkan Nilai Produk

Meningkatkan nilai produk melibatkan penambahan fitur atau layanan yang membuat produk lebih berharga bagi konsumen tanpa meningkatkan biaya produksi secara signifikan.

Misalnya, Samsung menambahkan fitur kamera dengan zoom optik yang lebih baik, kemampuan fotografi dalam kondisi cahaya rendah, dan fitur pengenalan wajah pada seri Galaxy mereka untuk memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik dan bersaing dengan produk lain di pasar.

 

4. Tawarkan Percobaan

Menawarkan percobaan memungkinkan konsumen untuk mencoba produk baru atau yang diperbarui sebelum membuat keputusan pembelian, yang dapat meningkatkan adopsi dan kepercayaan konsumen.

Perusahaan seperti Microsoft menawarkan uji coba gratis untuk perangkat lunak mereka seperti Microsoft Office 365, sehingga pengguna dapat mencoba semua fitur sebelum berlangganan.

 

5. Mengkhususkan dan Menyesuaikan

Strategi ini dikaitkan dengan pembuatan versi produk yang disesuaikan untuk segmen pasar tertentu atau kebutuhan spesifik konsumen.

Nike memungkinkan pelanggan untuk menyesuaikan sepatu mereka melalui platform Nike By You, di mana mereka dapat memilih warna, bahan, dan desain sesuai dengan keinginan mereka.

 

6. Buat Penawaran Paket

Anda dapat penggabungan beberapa produk atau layanan menjadi satu paket yang menawarkan nilai lebih bagi konsumen untuk menambah volume penjualan. Strategi ini dikenal juga dengan strategi bundling.

Restoran cepat saji seperti McDonald sering menawarkan paket makanan yang mencakup burger, kentang goreng, dan minuman dengan harga yang lebih murah daripada jika dibeli secara terpisah.

 

7. Buat Produk Baru

Saat hendak membuat produk baru, Anda perlu mencari ide awal hingga peluncuran, untuk memenuhi kebutuhan pasar yang belum terpenuhi. Contoh mudahnya dapat dilihat dari Tesla yang mengembangkan mobil listrik sedari awal, di mana perusahaan ini membuka pasar baru untuk kendaraan listrik.

 

8. Temukan Pasar Baru

Menemukan pasar baru berarti memperluas penjualan produk yang ada ke pasar geografis baru atau segmen demografis baru yang belum terjangkau sebelumnya.

Strategi ini dilakukan oleh banyak brand, salah satunya Starbucks yang memperluas operasinya ke pasar Asia, dan membuka kedai kopi di negara-negara seperti China dan Jepang, serta menyesuaikan menu mereka untuk mencocokkan selera lokal.

 

Tahap Pengembangan Produk

Terdapat 9 tahap pengembangan produk yang bisa Anda coba. Berikut detailnya:

1. Analisis Kebutuhan Pelanggan / Analisis Pasar

Analisis pasar adalah proses untuk memahami secara mendalam terhadap kebutuhan, masalah, dan preferensi pelanggan potensial. Tujuan analisis pasar adalah mengidentifikasi apa yang pelanggan inginkan atau butuhkan dari produk baru. Analisis ini bisa dilakukan melalui wawancara, survei, atau observasi.

 

2. Pemunculan Gagasan

Gagasan untuk produk baru muncul dari berbagai sumber, termasuk riset pasar, pelanggan, tim internal, atau inovasi teknologi. Pemunculan gagasan merupakan tahap awal di mana ide-ide potensial untuk produk baru dikumpulkan.

 

3. Penyaringan Ide dan Evaluasi

Ide-ide yang muncul kemudian disaring dan dievaluasi berdasarkan kriteria tertentu seperti kelayakan teknis, potensi pasar, dan kesesuaian dengan strategi bisnis perusahaan. Ide-ide yang tidak memenuhi kriteria dieliminasi untuk fokus pada ide-ide yang paling menjanjikan.

 

4. Analisis Bisnis

Analisis bisnis dilakukan untuk mengevaluasi potensi keuntungan, biaya pengembangan, dan risiko yang terkait dengan mengembangkan produk baru. Pada tahap ini, Anda dapat melakukan analisis keuangan, proyeksi pendapatan, dan perhitungan biaya untuk memastikan investasi yang layak.

 

5. Pengembangan Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran untuk produk baru dikembangkan berdasarkan analisis pasar yang mendalam. Tentukan bagaimana segmentasi pasar, pemosisian produk, penetapan harga, dan strategi distribusi yang akan digunakan untuk mencapai target pasar yang tepat.

Baca Juga: Strategi Digital Marketing yang Efektif untuk Bisnis Online

 

6. Pengembangan Produk

Pada tahap ini, Anda akan fokus pada pengembangan fisik atau digital dari produk itu sendiri, termasuk desain, teknik, dan pembuatan prototipe. Produk dikembangkan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan berdasarkan hasil analisis dan evaluasi sebelumnya.

 

7. Pengujian Produk dan Pasar

Produk yang dikembangkan diuji secara menyeluruh untuk memastikan kualitas, kinerja, dan kesesuaian dengan harapan pelanggan. Pengujian pasar dilakukan untuk mengumpulkan umpan balik (feedback) dari pelanggan potensial sebelum produk diluncurkan secara luas.

 

8. Komersialisasi

Komersialisasi adalah tahap di mana produk siap untuk diluncurkan ke pasar. Saat komersialisasi, Anda dan tim dapat melakukan pengaturan produksi, distribusi, promosi, dan penjualan produk secara efektif kepada target pasar yang sudah ditetapkan.

 

9. Evaluasi Produk

Dalam pengembangan produk, evaluasi adalah proses penilaian yang dilakukan setelah produk diluncurkan ke pasar atau setelah selesai tahap pengembangan tertentu. Manfaat evaluasi ialah memantau kinerja produk berdasarkan berbagai kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

Hal ini bisa dilihat dari kinerja pasar, feedback pelanggan, dan kepatuhan terhadap tujuan bisnis. Evaluasi ini membantu dalam menentukan apakah produk perlu disesuaikan, ditingkatkan, atau ditarik dari pasar.

Apakah Anda dan tim sudah siap untuk melakukan pengembangan produk? Supaya efektif, pastikan Anda mengikuti seluruh tahapan pengembangan yang sudah dijelaskan di artikel ini.

Bila Anda dan tim memiliki rencana pengembangan produk, tapi belum menguasai ilmu dan teorinya, segera ikuti pelatihan product development dari Ruang Kerja. Pelatihannya bisa disesuaikan dengan kebutuhan karyawan dan industri Anda.

Mari, Konsultasi Gratis terlebih dahulu.

[IDN] CTA Tengah 2 Blog Ruangkerja Pelatihan Efektif RGFB

Sumber:

Indeed Editorial Team. ‘What Is Product Development Strategy?’, Indeed, 25 June 2022 [online] Available at https://www.indeed.com/career-advice/career-development/product-development-strategy (Accessed 27 June 2024)

Intan Aulia Husnunnisa

Intan Aulia Husnunnisa, biasa dipanggil Intan. Menikmati dunia SEO Content Writing sejak 2020. Semoga tulisanku bermanfaat!